Rabu, 28 Mei 2014

Penetapan kadar Fe2+ dalam garam tunjungFeSO4.7H2O)


Dasar
      Garam besi(II) yang tidak mantap dioksidasikan dengan HNO3,air Brom atau menjadi Fe(III) yang mantap.Kemudian Fe(III) Ddiendapkan dengan NH4OH menjadi endapan selai yang berwarna coklat Fe(OH)3 yang setelah dipijarkan menjadi Fe2O3 yang berwarna hhitam coklat


REAKSI
 
2HNO3 -> H20 + 2NO + 3O
6 FeSO4 + 6HNO3 + 30 -> 2Fe2(SO4)3 + 2Fe(NO3)3 + 3H20
Fe2(SO4)3 + Fe(NO3)3 + 18NH4OH -> 6Fe(OH)3 + 6(NH4)2SO4 + 6NH4NO3
6Fe(OH)3 -> (after ignition) 3Fe203 + 9H20


Bahan dan Pereaksi
 
-Sampel Garam Tunjung(FeSO4.7H20)
-HNO3 4N/H2O2 3%/Air Brom
-NH40H 10%
-BaCl2 0,5N
-NH4Cl 10%
-AgNO3 0,1%

CARA KERJA
 
1.Timbang 0.5 gram sampel
2.Masuka kedalam piala gelas 400 ml,lalu bilas dengan 25 ml air suling
3.Tambahkan 5 ml HNO3 4N
4.didihkan hingga larutan kuning
5.Uji dengan 1-2 tetes NH4OH 2N,bila terbentuk endapan merah kecoklatan menunjukan bahwa Fe(II) telah menjadi Fe(III).Bila terbentuk endapan hitam kehijauan Fe(II) belum menjadi Fe(III),Sehingga harus ditambahkan lagi HNO3 4N sebanyak 5 ml,didihkan lalu uji kembali.
6.Tambahkan air suling sampai volume 100 ml
7.Panaskan larutan 700c-800c
8.Tambahkan 15 ml NH4Cl 2 N
9.Tambahkan NH4OH 2N berlebih
10.Larutan disaring dengan kertas saring no.41,enaptuangkan,cuci dengan air panas hingga endapan bebas dari pengotor klorida dan sulfat
11.keringkan endapan di lemari pengering
12.Masukan endapan kedalam cawan porselin yang telah diketahui bobotnya
13.Perarng menggunakan pembakar teklu dan diabukan/dipijarkan menggunakan pembakar Meker/Tanur.
14.Dinginkan dalam desikator ,dan setelah dingin cawan berisi abu ditimbang sampai bobot tetap 
Fe2O3


PEMBAHASAN
  .
     Garam besi (II) dari sampel Fero sulfat hepta hidart (FeSO4.7H2O) bersifat tidak stabil,Fe (II) mudah teroksidasi menjadi Fe (III),oleh karena itu Fe(II) harus di oksidasikan terlebih dahulu menjadi Fe(III) yang lebih stabil.
    
Sebagai pengoksidasi dapat dipakai HNO3,H202,atuh air brom,tapi untuk kebutuhan laboratoriumm saat ini HNO3 lah yg lebih mudah di dapat dibandingkan dengan H202 ataupun air brom maka digunakanlah HNO3 sbagai pengoksidasi walaupun HNO3 kurang baik karen mudah terjadi kopresipitasi.sebenarnya tanpa oksidator pun Fe(II) sudah bisa teroksidasi menjadi Fe(III) tapi resikonya jika tidak memakai oksidator adalah Fe tidak teroksidasi secara sempurna menjadi Fe(III),ada yg sebagian teroksidasi menjadi Fe(III) dan ada juga yg masih sebagai Fe(II),maka dari itu penggunaan oksidator sangat pengting agar Fe(II) semuanya dapat troksidasi sempurna menjadi Fe(III).Untuk mempercepat proses pereduksian maka didihkan larutan hingga larutan beerwarna kuning.Ciri Fe(II) telah
teroksidasi secara sempurna menjadi Fe(III) adalah dengan meneteskan pengendap NH4OH cokl,jika terbentuk endapan  merah kecoklatan maka Fe(II) tlah teroksidasi menjadi Fe(III).tetapi Jika endapan berwaarna hitam kehijauan  Fe(II) belum teroksidasi menjadi Fe(III) maka harus ditambahkn lagi HNO3 4N sebanyak 5 ml lalu didihkan dan uji kembali.
     
      Untuk mendapatkan endapan selai yang bagus,maka laruta Fe(III) dipanaskan dengan suhu antara 700C-800c,karena jika kurang dari suhu 700c maka proses pengendapan akan berlangsung lamadan endapan tidak sempurna,sedangkan jika lebih dari suhu 800c maka akan terjadi hidrolisis dan jika terjadi hidrolisis,maka dapat diatasi dengan melarutkan kembali dengan menambahkan HCl dan dilakukan pengendapan ulang.Sebagai pengendap digunakan basa lemah NH4OH,karena jika memakai basa kuat seperti NaOH dan KOH maka pH terlalu tinggi sehingga dapat mengakibatkan mengendapnya contoh alam yang biasanya megandung Mg shg dapat mengendap sebagai Mg(OH)2.maka dari itu penggunaan basa lemah ditujukan agar Ph tidak terlalu tinggi,selain sebagai pengendap NH4OH juga sebagai
pasangan pendapar untuk NH4Cl(garamnya) sebagai larutan penstabil pH yg pHnya diatas 7(Buffer Basa)



Basa lemah + Garamnya
NH40H+NH4Cl

      Pencucian endapan untuk menghilangkan pengotor CL- dan SO4 2- digunakan air uling panas,karena logam Fe merupakan logam yg dapat larutdalam air suling panas.
    • ·                  Ketika melalukan uji sulfat (menghilangkan pengotor sulfat) digunakan pereaksi HCl dan BaCl2. SO4+HCl+BaCl2.digunakan pereaksi BaCl2 adalah merupakan indikator untuk mengetahui masih adakah S04 dalam endapan atau tidak,jika masih terdapat endapan maka akan diketahui dengan terbentuknya endapan BaSO4 yg berwarna putih.
      SO4 +BaCl2 -> BaSO4 + Cl-

    • ·        Dan pada uji CL-(menghilangkan pengotor klorida) digunakan pereaksi HNO3 dan
    ·         terlebih dahulu menjadi Fe(III) yg lebih stabil dan terbentuklah endapn Fe(OH)3 yg berwarna merah kecoklatan.dan setelah dipijarkan AgNo3 . Cl+HNO3+AgNo3.penggunaan AgNo3 sebagai indikator untuk mengetahui masih terdapat pengotor klorida atau tidak,jika masih terdapat maka akan diketahui dengan terbentuknya endapan AgCl yang berwarna putih.

    Cl+AgNO3 -> AgCl+ NO3-
     

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar